Seorang pemuda muslim dan Seorang gadis katolik. Will they live happily ever after?
Dayut, pemuda muslim yang idealis dan terobsesi menjadi seniman besar seperti WS Rendra. Gaya seniman Dayut dengan rambut cepakny membuat Darlan, sang ayah, gusar karena Jarang bagi Dayut untuk memakai peci ketika di rumah. Padahal peci bagi Darlan adalah lambang kesalehan dan kesetiaan kepada tradisi keagamaan. Bagi Dayut,semuanya hanya mitos belaka karena Dayut tidak ingin keberagamaannya dicampur-baur oleh sekadar tradisi leluhur yang disakralkan
Delia, seorang gadis katolik berwajah manis, kepincut pada sosok Dayut. Tentu saja ini hubungan yang nekad . Dayut dan Delia adalah dua anak muda yang rasional dalam menyikapi perbedaan. Tapi orang tua mana yang rela dengan kisah cinta mereka. Maka mereka pun mencari cara untuk memisahkan Dayut dan Delia. Jurus Frans dan Martha, orang tua Delia, adalah dengan mencoba mengirim Delia sekolah ke Medan. Berbeda lagi dengan Darlan. Ia berupaya menjinakkan Dayut dengan memindahkany kesekolah islamiah.
Muzna, ibunda yang sangat dihormati Dayut, pun turun tangan. Sang Ibu dengan bantuan Rodiah, adik suaminya, menjodohkan Dayut dengan Rohmah, gadis cantik berjilbab yang ternyata mengidolakan Dayut, sang puitis liar. Memang, cinta Dayut dan Delia begitu kuat, tapi sekuat itu juga tantangannya. Selain perbedaan agama ternyata ada beban psikologis yang harus dihadapi jika mereka meneruskan hubungan itu hingga ke ikatan pernikahan. Berhasilkah mereka bersatu dalam ikatan perkawinan? Memang nasib cinta tak ada seorang pun yang tahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar